April 03, 2020

Kisah Nabi Kedua, Idris A.S

Kisah Nabi Idris ‘Alaihissalam merupakan kisah sarat dengan peringatan bagi kaum muslimin. Sebagai manusia pilihan, ia telah diberi kesempatan oleh Allah untuk merasakan kematian, melihat syurga, dan melihat neraka. Pengalaman yang pastinya akan membuat bulu roma meremang. Bagaimana tidak? Kematian dan neraka yang biasanya ditakuti manusia, oleh kerana ingin dirasakan sendiri oleh Nabi Idris. Nabi Idris sendiri merupakan putera Qabil bersama Iqlima, putera puteri Nabi Adam As. Dengan kata lain, Nabi Idris merupakan cucu atau keturunan keenam dari Nabi Adam As. Dengan berbagai pengalaman yang diberikan tersebut, Allah memberi tugas kepada Nabi Idris untuk mengajak seluruh manusia agar selalu berjalan di jalan kebenaran.

Kisah Nabi Kedua, Idris A.S

Nama Idris diberikan kerana ia senang belajar. Kemampuannya terhadap berbagai ilmu pengetahuan sangatlah tinggi, seperti ilmu haiwan, membaca fenomena alam, mengira, merawat kuda, menjahit pakaian, dan sebagainya. Ia juga dikenal dengan sebutan “Asadul Usud” yang bererti singa, kerana tidak pernah takut dan putus asa saat menjalankan tugasnya sebagai Nabi. Ia juga sangat ramah, pemaaf, dan tidak sombong. Untuk mengetahui lebih dalam tentang Nabi Idris As., sekaligus perjalanan selama hidupnya, berikut ini kisah lengkapnya.

Nabi Idris dan Malaikat Izrail

Sebagai seorang nabi yang mendapat tugas tugas dari Allah untuk mengajak umat manusia berbuat kebaikan, ia bersahabat dekat dengan beberapa malaikat, termasuk malaikat Izrail, malaikat yang ditugaskan untuk mencabut nyawa manusia. Suatu saat, malaikat Izrail meminta izin kepada Allah untuk mengunjungi Nabi Idris kerana merasa sangat rindu kepada beliau. Setelah mendapatkan izin, malaikat pun mendatangi Nabi Idris dengan menyamar sebagai seorang lelaki yang membawa banyak buah-buahan. Nabi Idris hairan ketika lelaki tersebut menolak untuk memakan bersama buah-buahan yang dibawanya. Tapi, kehairanannya dilupakan dan mengajak tetamu tersebut untuk berjalan-jalan. Selama empat hari mereka bersama dan semakin akrab. Lama kelamaan, Nabi Idris merasa curiga dengan tetamunya tersebut dan bertanya tentang jati dirinya sebenarnya. Akhirnya, lelaki itu mengaku bahawa dirinya adalah Malaikat Izrail, sahabat Nabi Idris sendiri.

Mengetahui hal tersebut, Nabi Idris terkejut. Ia bertanya apakah kedatangan malaikat tersebut hendak mencabut nyawanya ataukah hanya sekadar berziarah. Setelah mendengar bahawa sang malaikat  hanya ingin mengunjunginya, Nabi Idris sedikit lega. Namun, ia kembali hairan, bagaimana sang malaikat menjalankan tugasnya sebagai pencabut nyawa jika selama empat hari ini bersama dengannya. Ternyata, meskipun bersama Nabi Idris selama empat hari, malaikat Izrail tetap bisa menjalankan tugasnya sebagai pencabut nyawa. Bagi sang malaikat, mencabut nyawa sudah seperti menyentap makanan setiap hari. Rasa ingin tahu Nabi Idris tentang kematian semakin menjadi-jadi hingga ia meminta malaikat untuk mencabut nyawanya. Ia ingin merasakan sendiri rasanya sakaratul maut. Dengan begitu, ia tidak hanya bercakap kosong saat berdakwah saat menceritakan tentang kematian yang belum pernah ia rasakan. Atas keizinan Allah, permintaan Nabi Idris pun dikabulkan. Tak berapa lama, atas keizinan Allah juga, Nabi Idris dihidupkan kembali.

Selepas hidup kembali, Nabi Idris menangis semahu-mahunya. Saat ditanya malaikat Izrail bagaimana rasanya sakaratul maut, Nabi Idris mengatakan sangat sakit. Rasanya dapat diibaratkan seperti seekor binatang yang disiat kulit hidup-hidup dan sakaratul maut lebih sakit daripada rasa itu. Padahal, menurut Malaikat Izrail, ia belum pernah mencabut nyawa manusia selembut dan pelahan saat mencabut nyawa Nabi Idris tadi. Setelah itu, Nabi Idris semakin semangat untuk mengajak kepada manusia menuju jalan kebaikan. Pengalamannya dalam merasakan sakaratul maut ia ceritakan saat berdakwah sehingga setiap manusia mempersiapkan diri sebaik-baiknya. Menjalankan semua kebaikan di dunia dan menjauhi larangan Allah merupakan jalan satu-satunya agar sakaratul maut terasa lebih ringan. Meskipun mendapatkan kutukan dan cemuhan dari orang ramai, Nabi Idris tetap tidak kenal menyerah untuk terus mengajak manusia pada kebaikan.

Nabi Idris Melihat Syurga dan Neraka

Dalam kesempatan lain, saat Nabi Idris dan Malaikat Izrail sedang beribadah bersama, Nabi Idris meminta sang malaikat untuk mengajaknya ke neraka. Permintaan yang cukup aneh tersebut tentu membuat Malaikat Izrail tergaman. Ia berkata bahwa tidak ada seorang pun, bahkan malaikat sekalipun, yang berani melihat neraka. Namun, dengan keizinan Allah, malaikat Izrail kemudian membawa sang nabi ke neraka terlebih dahulu. Namun, baru saja mereka mendekati neraka, Nabi Idris tiba-tiba pengsan saat melihat Malaikat Malik, penjaga neraka. Malaikat ini mempunyai sosok yang sangat menakutkan. Belum lagi pemandangan yang mengerikan saat sang malaikat menyeret dan menyiksa manusia yang tidak taat kepada Allah selama hidupnya. Api juga berkobar sangat besar membakar tubuh-tubuh manusia tersebut hingga meleleh. Suara gemuruh api seakan memberi isyarat betapa panasnya api tersebut.

Tidak ada pemandangan yang lebih mengerikan di dunia ini selain pemandangan di neraka. Kerana tidak sanggup melihat lebih lama lagi, Nabi Idris kemudian meminta Malaikat Izrail untuk membawanya pergi dari tempat itu. Tubuh Nabi Idris menjadi lemas saat meninggalkan neraka. Namun begitu, keimanannya menjadi semakin tebal kepada Allah. Nabi Idris kemudian meminta kembali kepada Malaikat Izrail untuk melihat syurga. Atas izin Allah juga, Nabi Idris pun dipersilakan untuk memasuki syurga. Di tempat ini pun, Nabi Idris turut pengsan. Namun, bukan kerana ketakutan, tapi ketakjubannya melihat pesona syurga yang luar biasa. Sungai yang jernih, pohon-pohon rendang dengan buah dari emas, juga istana-istana megah terpampang di depan mata. Belum lagi adanya bidadari yang siap melayani setiap penghuni syurga. Pemandangan ini tentu membuat sang nabi takjub. Bahkan, Nabi Idris enggan bila diajak kembali ke bumi oleh Malaikat Izrail. Atas izin Allah, akhirnya Nabi Idris dipersilalkan untuk menghuni syurga tersebut. Allah berfirman bahwa Nabi Idris memang salah satu ahli syurganya.

Mukjizat Nabi Idris

Ada banyak mukjizat yang dimiliki Nabi Idris, antara lain:
  • Orang pertama yang pandai membaca dan menulis.
  • Orang pertama yang mempunyai berbagai ilmu pengetahuan.
  • Orang pertama yang mendapat wahyu dari Malaikat Jibril di usia 82 tahun.
  • Orang pertama yang dapat merasakan kematian dua kali.
  • Orang pertama yang dapat melihat neraka dan syurga.


Kisah Cinta Nabi Idris

Tidak ada sumber yang menceritakan tentang kisah cinta Nabi Idris. Hanya yang ada, setelah perjalanannya ke neraka, Nabi Idris menangis selama tiga hari tiga malam dan mengisi waktunya hanya untuk beribadah kepada Allah. Tak berapa lama kemudian, ia menikah dengan seorang wanita dan dikurniakan seorang putera bernama Mutawaslikh. Kepada puteranya inilah Nabi Idris memindahkan “Nur” yang terletak di dahi Nabi Idris dan merupakan warisan Nabi Adam di dahi Mutawaslikh.

Meninggalnya Nabi Idris

Sebelum Nabi Idris diangkat Allah ke langit di usia 300-an, ia berpesan kepada keturunannya agar terus beribadah kepada Allah serta tidak lupa akan semua ajaran yang pernah diberikannya. Selama berdakwah, ada beberapa poin penting pengajarannya, iaitu:
  • Melakukan solat jenazah sebagai penghormatan.
  • Selalu bersyukur atas nikmat Allah.
  • Ikhlas dalam beribadah kepada Allah.
  • Hindari rasa dengki atas rezeki orang lain.
  • Jangan berlumba-lumba mengumpul harta.
  • Mengisi kehidupan dengan hikmah kebajikan.

Berikut adalah Kisah Nabi Idris yang diceritakan oleh Ustaz Auni Mohamad.




EmoticonEmoticon